Testosteron Tinggi, Ancaman Bagi Pria Lanjut Usia

Info Sehat / 24 July 2010

Kalangan Sendiri

Testosteron Tinggi, Ancaman Bagi Pria Lanjut Usia

Budhi Marpaung Official Writer
5694

Bagi Anda yang memiliki orang tua laki-laki yang telah masuk usia senja, entah itu ayah atau kakek, sebaiknya Anda mulai mengecek ke rumah sakit untuk melihat bagaimana kadar testosteron mereka. Mengapa? Karena menurut hasil penelitian terbaru pria lanjut usia yang memiliki testosteron tinggi kemungkinan besar mengalami serangan jantung atau penyakit kardiovaskular.

Pusat Studi Amerika Serikat yang melakukan penelitian hal ini menemukan pria yang jumlah testosteron berada di kuartal tertinggi (lebih besar dari atau sama dengan 495 nanogram per desiliter atau ng/dL) memiliki lebih dari dua kali lipat risiko penyakit jantung koroner dibandingkan dengan laki-laki dalam kuartal terendah (di bawah 308 ng/dL).

Untuk diketahui, penyakit jantung koroner bisa menimbulkan serangan jantung mematikan. Gejalanya bisa dimulai dengan adanya nyeri dada yang tidak stabil. Nyeri dada ini biasanya terjadi karena adanya aterosklerosis atau proses pengerasan pembuluh darah arteri jantung.

Adapun proses penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Amerika Serikat adalah sebagai berikut: Pertama-tama, setiap peserta menjalani tes darah untuk menentukan kadar testoteron mereka. Setelah hasil tes darah keluar, para peneliti membagi mereka ke dalam empat kuartal atau kelompok yang didasarkan pada rentang kadar testosteron. Para peneliti kemudian mengamati tren di tingkat kejadian penyakit jantung koroner.

Jumlah orang yang diteliti oleh Pusat Studi Amerika Serikat untuk penelitian kali ini adalah sebanyak 697 orang. Para peserta penelitian merupakan pria berusia 65 tahun atau lebih.

Menanggapi temuan terbaru tersebut, dokter Sueoka Kristen yang berasal dari Universitas California, San Fransisco, menyatakan hasil itu telah berhasil membantah hasil penelitian yang pernah ada yang mengungkapkan bahwa kadar testosteron tidak terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari penyakit kardiovaskuler.

"Banyak masyarakat umum yang menggunakan suplemen testosteron untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk hasrat seksual yang rendah dan gangguan perasaan yang labil dan tidak mengancam hidup. Orang-orang ini mungkin tidak sadar menempatkan diri mereka dalam risiko yang lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular," ujarnya.

Melihat dampak buruk yang ada, mulailah larang atau ingatkan ayah maupun kakek Anda untuk tidak mengonsumsi suplemen testosteron. Lebih baik Anda dikatakan cerewet tetapi mereka selamat, dari pada Anda membiarkan dan membuat mereka terkena penyakit jantung.

Sumber : liputan6.com
Halaman :
1

Ikuti Kami